Lampu Kuning Manufaktur Indonesia
Written by Alfian Banjaransari
First published on Indonesia Watch.id, 10 September 2024
Tanpa kebijakan yang tepat, sektor manufaktur akan menghadapi penurunan produksi lebih lanjut, dan perusahaan akan menanggung beban utang yang meningkat akibat deflasi yang berujung pada PHK.
Dalam beberapa bulan terakhir, sektor manufaktur Indonesia menghadapi tantangan yang semakin besar. Gelombang PHK yang melanda pabrik-pabrik di seantero negeri mewarnai berita sehari-hari. Apa pasal?
Selain itu, deflasi ditengarai tengah melanda pasar. Menurut BPS, Consumer Price Index (CPI) turun berturut-turut pada Mei hingga Juli 2024, yang mengindikasikan lemahnya daya beli dan permintaan domestik. Deflasi rentan memengaruhi kinerja sektor manufaktur jika tidak diatasi. Dengan berkurangnya permintaan domestik, produsen akan kesulitan menjual barang mereka, yang dapat memicu penurunan volume produksi dan margin keuntungan yang lebih kecil.
Di sisi lain, rupiah menunjukkan penguatan atas dolar AS. Lho, bukankah ini berita yang menggembirakan? Tunggu dulu. Meski penguatan rupiah membantu mengontrol inflasi, hal ini justru menjadi bumerang, karena malahan membuat ekspor Indonesia lebih mahal dan menjadi kurang kompetitif di pasar global.
Belum lagi produk-produk manufaktur andalan Indonesia seperti tekstil dan alas kaki menghadapi tantangan besar di pasar internasional karena kompetitor seperti Vietnam misalnya, sudah terlebih dahulu menikmati perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa, kawasan primadona ekspor kita.
Tanpa kebijakan yang tepat, sektor manufaktur akan menghadapi penurunan produksi lebih lanjut, dan perusahaan akan menanggung beban utang yang meningkat akibat deflasi yang berujung pada PHK atau bahkan penghentian operasi. Ini kan membuat pemulihan sektor manufaktur menjadi semakin sulit?
Untuk mengatasi hal ini, pemerintah harus segera mengambil langkah strategis. Fokus pada reformasi regulasi, dan peningkatan investasi di teknologi sangat dibutuhkan untuk mengembalikan daya saing Indonesia di kancah global.