CME serukan pendekatan berbasis sains untuk harm reduction

6 Februari 2023: Belum lama ini, Center for Market Education (CME), sebuah think tank dari Malaysia, merilis paparan kebijakannya yang ketiga, yang bertajuk Toward a Science-based Strategy to Harm Reduction: A Theoretical Introduction, yang ditulis oleh Dr. Carmelo Ferlito. Dalam kajian tersebut, Dr. Ferlito memaparkan sejumlah masalah yang muncul dari pendekatan konvensional terhadap konsumsi “barang tercela” semacam tembakau.

“Di Malaysia, gagasan kebijakan Generational End Game telah menggiring diskusi pengurangan marabahaya (harm reduction) ke dalam ranah ideologis. Karenanya, kami merasa perlu untuk menerbitkan paparan untuk mengimbangi perdebatan yang terjadi dimana sains, bukannya ideologi, yang menjadi tolok ukur. Kesehatan terlampau penting untuk menjadi ajang pertarungan ideologis,” komentar Dr Ferlito.

Kami menganggap bahwa isu yang dikemukakan dalam paparan ini sangat relevan bagi Indonesia. Terlepas dari perbedaan signifikan antara Indonesia dan Malaysia, banyak pelajaran berharga yang dapat dipetik. Jika pemerintah serius ingin “mengatur konsumsi tembakau” sebagaimana yang sering digaungkan, maka hendaknya pemerintah menggunakan pendekatan baru, yang tidak serta merta menghukum konsumen melalui pembatasan-pembatasan dan pemberlakuan cukai tinggi – yang, sebagaimana dijelaskan dalam paparan ini – bersifat regresif.

Paparan ini menunjukkan bahwa cara yang tepat untuk menangani konsumsi produk-produk semacam tembakau hendaknya bertolak dari nalar ekonomi dan analisa trade-off yang tepat, alih-alih narasi ideologis pembuat kebijakan yang menyerobot kehendak konsumen dan individu. Berangkat dari analisa pemenang Nobel Ekonomi Ronald Coase, di tengah keberadaan eksternalitas kita hendaknya tidak gegabah membandingkan kondisi aktual keluaran pasar (market outcome) dengan kondisi ideal yang diidamkan pemerintah.

Pendekatan yang digunakan dalam paparan ini berawal dari gagasan bahwa setiap tindakan manusia – termasuk pembuatan kebijakan – dibatasi oleh keterbatasan pengetahuan sehingga mustahil bagi sebuah tindakan dapat serta-merta mencapai tujuan yang diinginkan. Kompleksitas tindakan individu dan interaksi antar individu yang terjadi setiap saat harusnya mendorong pembuat kebijakan agar sadar akan keterbatasan yang ada, alih-alih merasa paling benar dan paham.

Karenanya, pendekatan yang tepat untuk harm reduction, yang tetap menghormati pilihan individu, adalah dengan upaya untuk menyuburkan iklim yang ramah inovasi, sebagai cara untuk mendorong kemunculan barang-barang yang tidak mengurangi kesenangan untuk mengonsumsi, namun dengan cara yang pelan-pelan menghilangkan bahaya yang timbul. Bagi Indonesia sendiri, kejujuran dan keterbukaan mengenai masalah konsumsi tembakau sangat ditunggu mengingat dampaknya yang besar terhadap kesehatan masyarakat, pembuatan kebijakan, hingga ekonomi nasional.

Untuk media: 

  1. Center for Market Education:

Mengenai CME: Center for Market Education (CME) adalah kelompok kajian khusus (think tank) yang berkedudukan di Kuala Lumpur, Malaysia.

Sebagai sebuah institusi akademis dan pendidikan, CME memiliki cita-cita menyebarkan pendekatan yang majemuk sekaligus multidisipliner dalam ekonomi untuk menyebarkan pemahaman akan pentingnya peran pasar.

Untuk mencapai cita-cita tersebut, selain inisiatif akademis, CME juga mengadakan seminar, webinar, dan kelas edukasi ekonomi yang menitikberatkan peran pasar. Audiens CME adalah mahasiswa, jurnalis, pebisnis, profesional, serta masyarakat umum yang ingin lebih memahami peran ekonomi dalam kehidupan sehari-hari.

Ekonomi memainkan peran penting dalam keseharian kita, dan karenanya perlu disampaikan dengan cara yang menarik dan relevan. Terkait dengan hal ini, CME tidak hanya berfokus kepada teori, namun juga terhadap pengambilan kebijakan, dengan penekanan kepada konsekuensi turunan (unintended consequences) yang muncul sebagai dampak tak terhindarkan dari sebuah kebijakan politik.

Silahkan kunjungi https://marketedu.me/.